Saat Konflik Makin Memuncak, Ambil Jeda dengan Makanan dan Minuman
Beritaterkini99 – Pernahkah Anda berada dalam konflik yang emosional hingga merusak hubungan baik yang sudah terjalin? Tidak ingin terjadi demikian, ada baiknya Anda menerapkan teknik averse.
Sosiolog Universitas Indonesia, Devie Rahmawati mengatakan teknik komunikasi averse diterapkan bila komunikasi yang kita bangun bertujuan untuk menenangkan lawan bicara. Dengan teknik tersebut, saat nada suara lawan bicara meninggi, kita diminta untuk lebih lembut dan tenang.
“Itu kalau kita bertujuan untuk memenangkan hati dan pikiran lawan bicara. Tapi, kalau komunikasi yang dibangun bertujuan untuk memenangkan perdebatan, ya nada suara kita tak boleh kalah dari lawan bicara,” ujar Devie dalam acara Mari Bicara, Indonesia di Jakarta, Selasa (15/1/2019).
Bila canggung dengan situasi tersebut, kita bisa menggunakan makanan dan minuman sebagai jembatan. Misalnya dengan menyodorkan minuman atau makanan saat perang kata-kata semakin tak terkendali.
Saat lawan bicara mengonsumsinya, Anda bisa menggunakan waktu tersebut untuk menyampaikan pesan yang belum tersampaikan dengan baik saat berdebat. “Karena pada saat minum atau makan, mulutnya yang tadi sibuk ngomong harus berhenti. Itu waktunya dia mendengarkan,” tuturnya.
Selain dengan makanan dan minuman, cara lain meredakan tensi konflik adalah dengan mengambil jarak. Menurut Devie, orang yang sedang marah cenderung mendekatkan tubuhnya ke lawan bicara dengan sikap menyerang.
“Sama seperti kita membaca buku, kalau terlalu dekat, tulisan kan malah tak terbaca. Itulah perlunya jarak,” kata dia.
Jarak bisa diciptakan dengan menghentikan perdebatan. Daripada terus membalas argumen yang dilontarkan, sambung dia, Anda mending diam dan mundur teratur dari situasi tersebut.
“Kelihatannya kita kalah, tapi sebenarnya saat mundur, diam, kita lagi membuat orang berpikir. Jangan-jangan ada benarnya juga,” ujarnya.