TEKNOLOGI 

Facebook Disebut ‘Moralnya Bangkrut’, Kenapa?

Beritaterkini99 – Pasca penembakan di dua masjid di kota Christchurch, New Zealand pada bulan lalu, Facebook tidak hentinya menjadi sasaran kritik oleh politisi di negeri Kiwi tersebut.

Sebelumnya Perdana Menteri New Zealand, Jacinda Ardern mengkritik Facebook karena platform-nya digunakan pelaku untuk menyiarkan langsung penembakan yang menewaskan 50 orang. Livestream tersebut kemudian dengan cepatnya menyebar di internet.

Kini giliran Privacy Commisioner New Zealand, John Edwards yang menyebut perusahaan yang bermarkas di Menlo Park, AS tersebut sebagai ‘pembohong yang moralnya bangkrut’.

“Facebook tidak bisa dipercaya. Mereka merupakan pembohong yang moralnya bangkrut yang memungkinkan terjadinya genosida (Myanmar), memfasilitasi asing untuk merusak institusi demokrasi,” tulis Edwards lewat akun Twitter pribadinya, seperti dikutip Beritaterkini99 dari The Guardian, Senin (8/4/2019).

“(Mereka) memperbolehkan live streaming bunuh diri, pemerkosaan, dan pembunuhan, terus meng-host dan mempublikasikan video serangan masjid … Dan menolak untuk menerima tanggung jawab apa pun atas konten atau bahaya apa pun,” sambungnya.

Kritik Edwards ini merespon wawancara CEO Facebook, Mark Zuckerberg dengan stasiun televisi AS, ABC. Dalam wawancara tersebut, Zuck tidak ingin berkomitmen untuk mengubah teknologi dalam platform livestream-nya, termasuk menggunakan fitur ‘time delay’ yang biasa digunakan siaran langsung televisi dan radio.
Zuck juga menyebut bahwa insiden seperti penembakan di Christchurch merupakan hasil dari tindakan aktor jahat, bukan karena teknologi yang jahat. Sehingga jika ada time delay dalam livestream akan mengganggu pegguna lainnya yang menggunakan livestream untuk kegiatan yang positif.

Perdana Menteri Ardern sendiri sering menggunakan Facebook Live untuk menyiarkan konferensi pers atau pesan-pesan informal lainnya. Tapi setelah insiden penembakan ini, kantor Ardern sedang mempertimbangkan layanan lain untuk menyiarkan pesan videonya, sebagai upaya untuk menghindari Facebook.

Related posts