Ekonom IMF Pamit Pensiun di Bali
beritaterkini99- Penasihat Ekonomi dan Direktur Penelitian International Monetary Fund (IMF) Maurice Obstfeld berpamitan untuk pensiun kepada wartawan di akhir konferensi pers Proyeksi Ekonomi Dunia (WEO) 2018 di Nusa Dua, Bali, pada Selasa ini.
“Salah satu pekerjaan yang paling memuaskan dan penting sebagai penasihat ekonomi IMF adalah untuk memberikan konfrensi pers dan berinteraksi dengan pers,” kata Obstfeld, Selasa (9/10/2018).
Kabar pensiun Obstfeld pertama kali diungkapkan salah satu jurnalis ekonomi yang berbasis di Washington DC, Amerika Serikat, yang hadir dalam konferensi pers tersebut dan memuji Obstfeld karena berkesempatan memilih Bali sebagai Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia terakhir baginya sebelum pensiun.
Obstfeld yang memilih untuk dipanggil sebagai Maury pun di akhir konferensi pers membalas pujian tersebut dengan menggarisbawahi pentingnya peran pers dan media dalam menyebarkan kinerja IMF dan mengedukasi publik tentang pentingnya isu ekonomi dalam kehidupan.
“Saya ingin berterima kasih untuk semua yang Anda lakukan. Anda sekalia telah membantu kami dalam menyediakan pandangan alternatif bagi mereka yang menegcilkan pendapat ahli, dan ini hal yang sangat penting bagi dunia saat ini,” kata dia.
Profesor ekonomi Universitas California Berkeley tersebut menambahkan, tuntutan kerja dan tanggung jawab pers untuk mendapatkan informasi seakurat mungkin turut pula mendukung kredibilitas IMF dalam jangka panjang.
“Tidak peduli seberapapun ketidaknyamanan yang mungkin membuat kami tidak nyaman sebentar, pertanyaan Anda yang sulit telah membuat kami tetap dapat diandalkan, dan kemudian publik dapat melihatnya juga,” kata dia.
Untuk itu, Maury mengaku ia dan timnya melakukan persiapan sebaik mungkin untuk menggelar WEO dan menyediakan jawaba setepat mungkin untuk setiap pertanyaan wartawan.
Maury bergabung dengan IMF sebagai penasihat ekonomi dan direktur penilitian pada 2015 dan mulai 2019 resmi pensiun pada usia 66 tahun.
IMF Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,7 Persen
The International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi global. Ini dipicu kenaikan suku bunga dan meningkatnya ketegangan perang dagang.
IMF menyatakan ekonomi global akan tumbuh 3,7 persen pada 2018. Prediksi sama ini pada 2018, tetapi turun dari perkiraan Juli 2018 di kisaran 3,9 persen.
IMF memangkas prospek untuk 19 negara yang menggunakan euro dan Eropa Tengah dan Timur, Amerika Latin, Timur Tengah, dan Afrika sub-sahara. Laporan itu dirilis di tengah pertemuan IMF-World Bank di Bali pada 12-14 Oktober 2018.
IMF mengharapkan ekonomi AS tumbuh 2,9 persen pada 2018. Pertumbuhan ekonomi tersebut tercepat sejak 2005 dan tidak berubah pada prediksi Juli. Demikian mengutip laman VOA, Selasa (9/10/2018).
Akan tetapi, ekonomi Amerika Serikat (AS) diprediksi melambat menjadi 2,5 persen pada 2019. Ini meredanya efek pemangkasan pajak dan perang dagang antara AS dan China.
Bank sentral AS atau the Federal Reserve telah menaikkan suku bunga acua sebanyak tiga kali pada 2018. Ini karena ekonomi AS makin kuat usai berakhirnya resesi.
IMF pun tetap pertahankan perkiraan pertumbuhan ekonomi di posisi 6,6 persen pada 2018. Ini seiring dampak tarif impor oleh AS terhadap China. Pada 2019, IMF memangkas prospek pertumbuhan ekonomi China jadi 6,2 persen. Angka itu menjadi pertumbuhan paling lambat sejak 1990.
AS dan China merupakan negara dengan dua ekonomi terbesar di dunia bertarung atas upaya agresif China untuk menantang dominasi teknologi China. AS menuduh China menggunakan taktik pemangsa dan memaksa perusahaan asing untuk menyerahkan rahasia perdagangan dengan imbalan akses ke pasar China.
Prospek untuk perdagangan global secara keseluruhan juga curam. IMF mengharapkan perdagangan global tumbuh 4,2 persen pada 2018. Angka ini susut dari posisi 5,2 persen pada 2018 dan 4,8 persen pada prediksi Juli.