Dolar AS Rp 14.700, Darmin: Karena Ada Masalah di Argentina
“Ya itu kan karena ada permasalahan di negara lain, di Argentina,” kata Darmin di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (31/8/2018).
Selain itu, krisis di Argentina cukup memberi kejutan. Pasalnya, setelah negara tersebut mendapat suntikan pinjaman dari IMF, kondisi perekonomiannya tetap tidak membaik.
“Agak surprise juga Argentina karena dia itu kan sudah dapat bantuan IMF sebetulnya US$ 50 miliar. Orang anggap dia mestinya akan survive akan selamat dengan itu tapi ternyata gerakan capital outflow masih sekarat,” ujarnya.
Dengan kondisi tersebut, akhirnya Argentina menaikkan suku bunga hingga 60%. Naiknya suku bunga di Argentina hingga 60% dianggap Darmin membuat pasar terkejut.
“Jadi itu (suku bunganya) sudah tingkat yang luar biasa besarnya sehingga biasanya kalau sudah gitu, biasanya pasar jittery (terkejut) ya, kan dia ‘wah ini nggak beres kalau sudah begini,” ujarnya.
Alhasil apa yang terjadi di Argentina itu menjadi sentimen negatif terhadap negara-negara yang bermasalah dengan neraca pembayaran dan beberapa indikator perekonomian lainnya, termasuk Indonesia.
“Ya pasti negara yang memang mempunyai masalah yang cukup mendalam dalam soal neraca pembayaran dan sebagainya ya, pasti akan ada saja caranya kemudian terpengaruh,” tambah Darmin.