Berjaya di Indonesia, Crazy Rich Asians Terkapar di Box Office China?
Beritaterkini99 – Film drama komedi Crazy Rich Asians dilaporkan merajai box office di negara-negara Barat, tak terkecuali di Indonesia sebagai salah satu negara yang berada di Asia Tenggara.
Total pendapatannya ialah US$ 236,7 juta, sejak film tersebut pertama dirilis di bioskop-bioskop seluruh dunia pada September 2018. Euforia pun dirasakan oleh para pecinta layar lebar dari berbagai penjuru negeri, namun tidak demikian dengan China.
Warga setempat tak merasakan kegilaan serupa terhadap film garapan sutradara Jonathan Murray Chu itu. Menurut laporan yang ditulis dalam artikel BBC, Crazy Rich Asians hanya berhasil bertengger di urutan ke-8 dalam tangga box office China –4 bulan setelah peluncuran di Amerika Serikat.
Tercatat, pemasukan yang diraup di Tiongkok hanya US$ 1,1 juta dalam tiga hari pertama. Sementara itu, film tersebut sejauh ini telah menghasilkan sekitar US$ 238 juta dari rilis perdananya di seluruh dunia.
Banyak orang mengernyutkan alis, mereka dibuat heran dengan fakta bahwa Crazy Rich Asians justru tidak terlalu diminati di negara yang sebagian besar populasinya adalah orang-orang ras Asia.
Meski demikian, kenyataannya, warga negara China memang tidak terlalu dibuat terkejut dengan kehadiran film berdurasi 2 jam 1 menit tersebut. Ada sejumlah faktor yang membuat Crazy Rich Asians tidak begitu diminati di Negeri Tirai Bambu.
Karena waktu peluncuran yang terbilang begitu lama di pasar China, usai film ini diputar di negara-negara besar lainnya, membuat publisitas dan ketenarannya hampir mati.
Selain itu, film juga harus melalui proses sensor dan pemerintah memberlakukan kuota terbatas untuk film-film asing yang masuk ke China. Batas film impor adalah 34 per tahun.
Penyebab Lain…
Tetapi, menurut BBC, ada penyebab lain yang membuat orang-orang di China tak antusias dengan kehadiran Crazy Rich Asians. Menurut artikel tersebut, para aktor dan artis berdarah Asia bukan merupakan hal baru di China.
Di samping itu, kekayaan mencolok yang ditampilkan dalam film tersebut juga menjadi salah satu faktor tambahan. Sebab, pada saat ini, industri perfilman di China sedang mengurangi bayaran untuk para bintang dalam negeri dan menyelidiki dugaan penggelapan pajak yang dilakukan oleh Fan Bingbing.