Kadang Cuma Beda Tipis, Kenali Batasan ‘Bangga’ dan ‘Sombong’
Bangga atas prestasi sendiri tentu sah-sah saja, namun kelakuan yang terkesan sombong tersebut memancing reaksi negatif warganet lainnya.
Dikutip dari Psychology Today, psikolog Leon F Seltzer menjelaskan perbedaan antara sikap sombong dan bangga. Sombong memiliki unsur narsistik yang tidak ada dalam sikap bangga. Berikut poin lainnya.
Meski beda tipis, sombong adalah rasa bangga tidak sehat yang cenderung menyakiti diri dan orang lain. Rasa bangga muncul tanpa memandang diri sendiri secara berlebihan. Artinya, bangga bisa ditujukan pada keluarga, teman, dan kolega atas usaha terbaik mereka. Bangga tidak ditujukan pada mereka yang menang dengan curang, minim usaha, atau semata keberuntungan.
Rasa bangga muncul karena motivasi dan percaya atas kemampuannya sendiri. Mereka yang bangga puas atas prestasi yang diusahakannya sendiri. Prestasi dalam berbagai skala tersebut mendorong mereka untuk meraih keberhasilan serupa dengan usaha terbaik. Hal ini berbeda dengan sombong, yang tidak bisa memotivasi meraih keberhasilan serupa. Sombong berujung pada sikap sok, yang kadang dikaitkan dengan perasaan ingin dihargai.
Mereka yang bangga akan menghargai usaha, energi, dan pengalaman yang diraihnya sendiri. Dengan penghargaan tersebut, mereka yang bangga biasanya akan memberi karya terbaik. Hal ini berbeda dengan sombong, yang cenderung memandang hasil karyanya berlebihan. Mereka yang sombong juga cenderung tidak menghargai dan meremehkan hasil orang lain. Orang yang sombong biasanya memiki self-esteem yang lebih buruk daripada mereka yang bangga.
Pemilik sikap bangga biasanya tidak banyak bicara atas prestasi yang diraih. Sikap yang cenderung diam berbeda dengan sombong, yang sibuk membicarakan prestasinya. Bagi orang sombong, keberhasilan menjadi bahan mengintimidasi dan meremehkan orang lain. Sikap bangga dan sombong mengindikasikan hubungan seseorang dengan lingkungannya. Bangga menandakan hubungan yang lebih baik dan saling dukung sedangkan sombong mengindikasikan hubungan defensif dan diktatorial.
Dengan hubungan sosial yang baik, sikap bangga biasanya bisa menginspirasi orang lain. Hal ini berbeda dengan sombong yang menyebabkan seseorang dijauhi orang lain. Prestasi menyebabkan pemilik rasa bangga menjadi makin rendah hati dan bersikap baik dengan lingkungannya. Sementara, orang sombong sibuk membandingkan diri dengan menekankan kejelekan dan kesalahan orang lain.